Babi-babi kami sudah habis. Ikan-ikan kami sudah mati. Laut-laut kami dicemari. Gunung-gunung kami digusur.
Siapa yang merusak alam kami di Kalimantan? Siapa yang akan bertanggungjawab soal ekosistem kami, soal laut kami, soal hutan kami yang hancur?
Yang bikin kita was-was, status kita ndak jelas. Sementara di kota-kota yang sertifikat rumahnya sudah lengkap saja tetap masih digusur. Kita mau melawan juga ndak bisa.
Kita kekuatannya itu apa? Sedangkan yang di kota-kota masih kalah. Mau melawan pakai apa kita?
Kami anggap tanah adalah ibu kami. Aset yang Tuhan sudah berikan. Ketika PSN masuk gusur tanah kami, hutan kami, kami jadi duka. Kami rasa sedih. Kami mau cari makan bagaimana untuk kasih makan anak-anak kami?
Jangan gusur kampung tua kami, Pak. Yang lain kami tak minta, Pak. Kami tak menolak pembangunan. Kami hanya ingin tempat leluhur kami, tumpah darah kami.
Berangkat dari Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2016 yang melahirkan Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagai simbol percepatan pembangunan. Dari satu regulasi itu ratusan proyek digulirkan di berbagai daerah membawa jargon kemajuan sekaligus menandai babak baru pembangunan berskala besar. Namun di tengah ambisi ini terhampar pula wajah lain: penyimpangan yang berulang konflik tanah yang tak kunjung selesai marjinalisasi masyarakat pengerahan aparat keamanan hingga kebijakan yang makin terpusat di Jakarta.
Delapan tahun berselang lebih dari 200 PSN bukan hanya mengubah bentang ruang, tetapi juga meninggalkan jejak kerusakan ekologis dan degradasi hidup yang kian terasa di lapangan.
Baca tentang alasan pembuatan halaman khusus PSN kami disini
Inilah keseluruhan proyek PSN yang dibuat di 2016-2024
Visualisasi yang ditimbulkan oleh proyek-proyek PSN kepada rakyat Indonesia
Visualisasi yang ditimbulkan oleh proyek-proyek PSN kepada rakyat Indonesia
Presiden Prabowo sudah berencana untuk melanjutkan 120 proyek PSN beserta dengan 7 proyek baru untuk periode baru